ATXUKALE — Jakarta – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk mengobati kusta sebelum berujung pada disabilitas.
“Kalau sebelum enam bulan sudah diobati, tidak akan cacat tapi kalau tidak diobati bisa cacat,” ujar Budi dalam kunjungan di Kabupaten Sampang, Madura, pada 8 Juli 2025.
Dia pun menjelaskan ciri-ciri kusta yang perlu diwaspadai dan segera diobati.
“Kusta itu sekali ketahuan dan diobati, sebulan udah tidak menular lagi. Ciri-cirinya tuh ada kayak panu tapi diobatin tidak sembuh-sembuh. Pesan saya kalau ada gejala-gejala seperti panu, putih (di kulit) yang tidak terasa (ketika disentuh) segera bawa ke puskesmas,” imbaunya.
Dalam kesempatan yang sama, WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa, mengatakan bahwa kusta bukanlah kutukan. Kusta adalah penyakit infeksi kronis pada kulit dan saraf tepi yang dapat disembuhkan.
Dalam dialog hangat bersama pemerintah daerah dan tenaga kesehatan, Sasakawa menjelaskan bahwa kusta hanya menjadi ancaman jika tidak ditemukan dan diobati.
Kusta merupakan penyakit yang memiliki penularan lambat, jauh lebih sulit menular dibandingkan TBC atau COVID-19. Penyakit ini tidak akan menyebabkan kematian jika ditangani cepat. Tetapi stigma membuat orang terlambat mencari pertolongan.
Perkuat Deteksi Dini Kusta
Guna memperkuat deteksi kusta, Budi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan organisasi internasional seperti Sasakawa Health Foundation yang dipimpin Sasakawa.
“Puskesmas yang menemukan kasus terbanyak akan saya beri hadiah dan penghargaan,” terang Budi.
Langkah ini diambil untuk menghilangkan ketakutan dan praktik menyembunyikan data pengidap.
“Yang penting ketemu dulu. Angkanya naik itu bagus. Karena semakin cepat ditemukan, semakin cepat sembuh dan tidak menularkan,” tegas Budi.
Dukung Indonesia Bebas Kusta
Dalam pertemuan tersebut, Sasakawa juga menggarisbawahi komitmen WHO dan The Nippon Foundation dalam mendukung Indonesia bebas kusta.
“Kita harus bekerja bersama, sebelum saya wafat, Indonesia sudah bebas kusta,” ungkapnya.
Kolaborasi lintas negara dan lintas institusi menjadi penopang utama upaya eliminasi kusta. Menkes pun memastikan kunjungan rutin dan evaluasi berkala setiap tiga bulan untuk memantau progres di lima daerah prioritas, termasuk Sampang.
“Jadi saya akan datang lagi Desember ini. Kita lihat siapa yang paling banyak menemukan kasus,” ungkap Budi.