Beras merupakan salah satu bahan pokok utama masyarakat Indonesia. Namun, baru-baru ini beredar kabar mengkhawatirkan tentang beras oplosan yang merugikan negara hingga Rp 99 triliun. Fenomena ini tidak hanya merugikan petani dan pelaku usaha beras asli, tetapi juga membahayakan kesehatan konsumen. Oleh karena itu, penting untuk memahami aturan standar mutu beras yang berlaku di Indonesia. (12/7/2025) Sabtu.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, modus yang dilakukan antara lain menjual kemasan 5 kg dengan isi hanya 4,5 kg, hingga mengklaim beras sebagai kualitas premium padahal hanya beras biasa.
“Ini sama seperti menjual emas 24 karat padahal isinya 18 karat. Kerugian masyarakat mencapai Rp99 triliun per tahun,” ujar Amran di Makassar pada Sabtu (12/7/2025).
Ia menekankan, jika dibiarkan praktik ini bisa menyebabkan kerugian kumulatif hingga Rp1.000 triliun dalam 10 tahun, utamanya berdampak pada masyarakat miskin.
“Yang dirugikan paling berat adalah saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan. Ini harus dihentikan. Pak Presiden sudah tegas: berantas korupsi, berantas mafia pangan,” tegasnya.
Cara Konsumen Membedakan Beras Asli dan Oplosan
- Periksa kemasan dan label, pastikan ada sertifikasi resmi dari pemerintah.
- Cium aroma beras; beras asli biasanya memiliki aroma khas yang segar.
- Perhatikan tekstur beras; beras oplosan cenderung lebih ringan dan mudah hancur.
- Jika memungkinkan, beli dari penjual terpercaya atau langsung dari petani.
Pemerintah terus meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap pelaku beras oplosan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya membeli beras berkualitas juga digalakkan. Masyarakat diharapkan lebih kritis dan teliti dalam memilih beras agar tidak menjadi korban beras oplosan. (12/7).