Kejadian kereta anjlok memang menjadi momok bagi pengguna jasa kereta api di Indonesia. Namun, berkat langkah cepat dan koordinasi yang baik, PT Kereta Api Indonesia (KAI) berhasil melakukan evakuasi kereta anjlok dengan aman dan efisien. (2/8/2025) Sabtu.
– Setelah lebih dari tujuh jam, lima gerbong kereta api yang anjlok di Pagaden, Subang, Jawa Barat, berhasil dievakuasi seluruhnya, Sabtu pagi.
Namun, dua lajur kereta api di jalur utara masih ditutup, menunggu selesainya proses normalisasi jalur.
Kejadian dan Kondisi Kereta Anjlok
Pada hari tertentu, sebuah kereta api mengalami anjlok di salah satu jalur rel yang padat. Kejadian ini menyebabka gangguan lalu lintas dan menimbulkan kekhawatiran penumpang. Penyebab utama biasanya meliputi faktor cuaca ekstrem, kerusakan rel, atau kelelahan material.
Prosedur Evakuasi yang Dilakukan KAI
1. Respons Cepat dan Koordinasi Tim
Begitu menerima laporan, tim tanggap darurat KAI segera merespon. Koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Perhubungan dan pihak keamanan dilakukan secara cepat untuk memastikan langkah selanjutnya.
2. Pengamanan Area dan Penyelamatan Penumpang
Langkah pertama adalah mengamankan area kejadian agar tidak menimbulkan risiko lebih lanjut. Penumpang dievakuasi secara tertib dan aman ke tempat yang sudah disediakan, seperti lokasi aman di sekitar rel.
3. Penggunaan Peralatan Khusus
KAI memanfaatkan peralatan berat dan alat berat khusus untuk mengangkat dan memindahkan kereta yang anjlok. Proses ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan tambahan.
Upaya Pencegahan dan Perbaikan
Selain penanganan cepat, KAI juga terus melakukan inspeksi rutin dan perawatan rel secara berkala. Peningkatan sistem monitoring dan teknologi terbaru diterapkan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
KAI menegaskan bahwa keselamatan penumpang adalah prioritas utama. Melalui pelatihan rutin dan prosedur standar operasional yang ketat, KAI berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik dan menjaga kepercayaan masyarakat. (2/8).